Pengedropan air bersih ke desa-desa yang beberapa waktu lalu mengalami kekeringan telah dihentikan oleh Bagian Kesra Setda Grobogan sejak 1 November lalu. Hal itu dilakukan mengingat di Kabupaten Grobogan sudah mulai sering turun hujan.
’’Sejak 1 November 2011, pengedropan air bersih sudah kami hentikan karena beberapa hari ini sebagian wilayah Grobogan sudah diguyur hujan. Jika masih ada desa yang kekurangan air bersih, jumlahnya tinggal sedikit,’’ kata Kasubag Sosial Bagian Kesra Setda Grobogan Drs Gintono Bedjo.
Ditambahkan, beberapa desa yang masih kekurangan air bersih saat ini masih tetap didrop air bersih yang dilakukan oleh Bakorlin I Pati. Dijelaskan, jumlah desa yang mengalami kekerungan air bersih awalnya ada 118 desa tersebar di 15 kecamatan.
’’Sekarang ini hanya tinggal sekitar 15 desa di Kecamatan Kradenan dan Kedungjati. Di antaranya Desa Sengonwetan, Crewek, Banjarsari, Kalisari, Tanjungsari, Grabagan, Pakis, Simo dan Banjardowo (Kecamatan Kradenan). Kemudian Desa Prigi, Kedungjati, Padas, Panimbo dan Jumo (Kecamatan Kedungjati),’’ ujar Gintono.
Anggaran bantuan air bersih dalam APBD Grobogan 2011 sekitar Rp 367 juta. Namun anggaran tersebut belum bisa dicairkan karena dipermasalahkan oleh Inspektorat. ’’Dalam APBD Grobogan 2011 tertulis bantuan air bersih. Menurut Inspektrorat, seharusnya anggaran tersebut di pos kegiatan belanja langsung. Alasannya karena kekeringan tidak bisa diprediksi. Pengedropan air bersih yang dilakukan sejak akhir Juli 2011 lalu kami bon ke PDAM Grobogan,’’ ungkapnya.
Untuk bisa mencairkan anggaran tersebut, Pemkab Grobogan sudah merubah anggaran bantuan air bersih ke pos kegiatan belanja langsung dalam perubahan APBD Grobogan 2011, tambah Gintono.
Sumber : Suara Merdeka
Filed under: BERITA | Tagged: air, bago, banjardowo, bupati, desa, grobogan, kecamatan, kradenan, petani, purwodadi | Leave a comment »